Kamis, 04 November 2010

Ujian Mid Semester

UJIAN MID SEMESTER BIOKIMIA

Pokok bahasan yang diuji mulai dari pengantar biokimia, metabolisme karbohidrat (terdiri atas anabolisme karbohidrat : fotosintesis, pentosa fosfat dan glukoneogenesis) dan katabolisme karbohidrat.

jangan lupa masukkan tugas PBL
Glukoneogenesis
Beberapa jaringan pada mamalia seperti otak, sistem sarag, sel darah merah, testis, ginjal, jaringan embrionik menggunakan Glukosa sebagai sumber energi. Otak membutuhkan 120 g glukosa tiap hari, lebih dari setengah glukosa yang disimpan di otot dan hati.
Ketersediaan glukosa menurun ketika banyak terjadi aktifitas fisik yang melibatkan kerja otot. Pada kondisi ini organisme membutuhkan cara untuk mensintesis glukosa dari prekursor non karbohidrat. Proises ini melalui lintasan GLUKONEOGENSIS.
Glukoneogenesis berlangsung pada semua hewan, tumbuhan, jamur dan mikroorganisme. Reaksinya sama pada semua sel dan semua species.
Prekursor utama dalam glukoneogenesis : asam laktat, piruvat, gliserol dan asam-asam amino.
Glukoneogenesis berlangsung di hati, ginjal (renal cortex). Produk glukoneogenesis dilepas di dsarah dan ditranspor ke jaringanyang membutuhkan.

Gambar Sintesis Karbohidrat dari prekursor sederhana.



Gambar Pengaturan Glikolisis dan Glukoneogenesis



LINTASAN PENTOSA FOSFAT
Lintasan Pentosa fosfat menyediakan NADPH untuk reaksi reduksi dalam proses biosintesis. Nama lain dari lintasan pentosa fosfat adalah lintasan heksosa monofosfat atau lintasan fosfoglukonat.
Selain bertujuan menyediakan NAPDH lintasan ini juga menghasilkan gula berkarbon 5 yaitu ribulosa 5-fosfat yang merupakan prekursor atau bahan penyusun asam nukleat.

LECTURE NOTE : BIOSINTESIS ASAM LEMAK PADA TUMBUHAN

LECTURE NOTE : Plant Physiology (4 SKS)
BIOSINTESIS LEMAK PADA TUMBUHAN
Yeremia S. Mokosuli, SSi, MSi
Jurusan Biologi FMIPA UNIMA

Lemak atau lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini merupakan salah-satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan. Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian karbohidrat.
Asam lemak pada tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan minyak. Lemak dan minyak yang tergolong lipida berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel, sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber energi. Selain dalam bentuk minyak dan lemak, asam lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa lapisan pelindung pada epidermis batang, daun dan buah. (Estiti, 1995
Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam jumlah yang relatip besar dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam buah dan bijibijian (Estiti, 1995). Cadangan ini tersimpan dalam endosperm atau perisperm dalam bentuk lipid dengan kandungan yang beragam.
Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang menyimpan minyak. Tubuh minyak ini dinamakan vakuola*) berisi lipid, sebagai sferosom yang dikelilingi satuan membran. (Salisbury dan Ross, 1995)
Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether.
Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak. Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah menjadi gula dan diangkut untuk pertumbuhan kecambah.

Struktur Asam Lemak



Struktur Triasilgliserol



Bentuk Simpanan dan organ tempat menyimpan lemak pada tumbuhan
Pada tumbuhan lemak terdapat dalam bentuk :
- fosfolipid dan glikolipid,
- lilin
- kutin
- suberin
Lemak disimpan dalam beberapa organ antara lain :
- biji (terutama pada biji)
- buah
- dan umbi

Figure 10-2. The parts of a phospholipid molecule. This example is phosphatidylcholine, represented (A) schematically, (B) by a formula, (C) as a space-filling model, and (D) as a symbol. The kink resulting from the cis-double bond is exaggerated for emphasis


Timbunan lemak pada biji terdapat dalam sitoplas dan juga pada koletidon atau endosperm yang dinamakan sferosom.
Lemak dan minyak selalu disimpan dalam benda khusus di sitosol dan sering terdapat ratusan sampai ribuan benda di tiap sel penyimpan. Benda ini disebut benda lipid, sferosom dan oleosom. Sebutan oleosom lebih banyak digunakan untuk menyatakan benda yang mengandung minyak dan agar mudah membedakannya dengan peroksisom dan glioksisom. Sedangkan istilah sferosom telah lama digunakan untuk menerangkan organel yang mengandung sedikit lemak. Sferosom mempunyai membran tipis yang memisahkan trigliserid dari cairan sitoplas.

Tempat Sintesis
Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Lemak yang disimpan dalam biji tidak diangkut dari daun, tetapi disintetis in situ dari sukrosa atau gula terangkut lainnya. Kalaupun daun memproduksi lemak dan minyak namun pemindahannya ke buah tidak dapat melalui floem dan xilem karena tidak larut dalam air.


Struktur Lemak dan Minyak
Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya terdiri dari :
- asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksiltunggalnya menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol.
- Dengan tiga molekul asam lemak yang teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida.


Sifat Lemak
Sifat lemak umumnya ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung ikatan rangkap.

Sifat Fisik dan Kimia
Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar. Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)

Beberapa asam lemak penting pada tumbuhan
Berbagai jenis asam lemak tumbuhan yang penting umumnya diperoleh dari biji-bijian antara lain dari biji kapas, jagung, kacang dan kedelai. Jenis-jenis asam lemak tumbuhan yang lajim ditemukan diberikan pada Tabel 2. Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah asam oleat dan asam linoleat. Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat, asam stearat dan asam laurat. Asam lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah adalah asam propionat dan asam butyrat. Asam-asam lemak yang diberikan pada Tabel 2 mencakup asam lemak yang terdapat pada lipid membran tumbuhan dan pada biji. Jenis asam lemak lainnya yang tidak penting pada lipid membran tumbuhan dapat ditemukan pada biji-bijian seperti misalnya asam risinoleat pada biji jarak. (Salisbury dan Ross, 1995)





Tahapan Biosintesis Asam Lemak



Gambar Pemanjangan Rantai dalam Biosintesis Asam Palmitat (C16)


Biosintesis asam lemak








Biosintesis Asam Lemak Pada Tumbuhan






DAFTAR BACAAN

Alberts et. al. 2002. Molecular Biology of The Cell fourth edition. WH Freeman Company
Lehninger A. 2004. Principles of Biochemistry. W.H. Freeman Company
Lodish et. al. 2000. Molecular Cell Biology. W.H. Freeman & Company
Mokosuli YM. 2009. Intisari Biokimia. FMIPA UNIMA

Ohlroggeav J. and Browseb J. 1995. Lipid Biosynthesis. The Plant Cell, Vol. 7, 957-970,

Sipayung R. Biosintesis Asam Lemak Pada Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara

SOAL JAWAB BIOLOGI MOLEKULER

SOAL LATIHAN hal 30 - 31

1. DNA bersifat asam, basa atau netral ? jelaskan
Jawab :
Deoxyribonukleic acid (DNA)atau asam deoksiribonuklat merupakan polinulkelotida yang berarti tersusun atas unit-unit dasar yang disebut nukleotida. Satu nukleotida DNA terdiri atas : gugus fosfat, gula deoksiribosa dan satu jenis basa nitrogen. Struktur nukleotida adalah sebagai berikut :

Ujung fosfat dari nukleotida bersifat negatif sehingga bersifat asam akan tetapi nukleotida DNA juga mengandung unsur basa yaitu basa nitogen (salah satu dari Adenin, Timin, Sitosin dan Guanin). Dengan adanya bagian asam dan basa maka molekul DNA dapat saling menetralkan.

2. Apa unit dasar kromosom?
Jawab :
Kata Kromosom berasal dari bahasa Yunani Krom (warna) dan soma (tubuh). Kromosom hanya nampak pada saat pembelahan sel dan akan nampak sangat jelas pada fase metafase. Kromosom terdapat di nukleus dan mengandung pembawa informasi genetik suatu species yaitu DNA. DNA yang terdapat dalam kromosom terlilit pada protein yang disebut protein histon. Jadi dapat disimpulkan bahwa unit dasar kromosom adalah DNA sementara DNA tersusun atas deretan gen-gen. Unit dasar penyusun gen adalah nukleotida.




3. Sebutkan komponen penyusun nukleotida!
Jawab :
Satu nukleotida DNA terdiri atas : gugus fosfat, gula deoksiribosa dan satu jenis basa nitrogen. Struktur nukleotida adalah sebagai berikut :

Karena basa nitrogen terdiri atas purin : guanin (G) dan adenin (A) dan pirimidin : sitosin (C) dan timin (T) maka nukleotida penyusun DNA terdapat 4 jenis berdasarkan jenis basa nitrogen yaitu:
- Nukleotida Adenin
- Nukleotida timin
- Nukleotida sitosin
- Nukleotida guanin




4. Jelaskan struktur DNA double helix
Jawab :
Berdasarkan hasil penelitian Franklin Gosling dan M.H.F. Wilkins tahun 1952 pada DNA dengan menggunakan sinar X maka J. D. Watson dan F.H.C. Crick pada tahun 1953 mengemukkan model struktur molekul DNA double helix ( beruntai ganda) dimana tersusun atas :
a. Gula dan gugus fosfat sebagai induk tangga
b. Basa nitrogen dengan pasangannya sebagai anak tangga.


5. Mengapa struktur DNA double helix antipararel? Jelaskan
Jawab :
Struktur DNA bersifat antipararel memungkinkan masing-masing untai pada DNA dapat menjadi templete dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA anakan hasil replikasi bersifat sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari generasi ke generasi.
Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan fosfodiester antar nukleotida (diester : 2 ikatan antara gugus –OH yang bereaksi dengan gugus fosfat yang bersifat asam). Pada punggung gula fosfat DNA, gugus fosfat terhubung dengan atom carbon 3’ dari molekul gula deoksiribosa dan selanjutnya pada atom carbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida berbeda. Pada ujung yang satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’ (gugus fosfat (-OPO3-) dimana bagian ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain yang juga tidak berikatan dengan nukleotida juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus hidroksil -OH). Pada DNA arah replikasi adalah 5’ → 3’, dimana pada DNA doble helix tsb ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya. Hal inilah yang menyebabkan DNA doble helix disebut bersifat antipararel.




6. DNA bermuatan positif atau negatif? Mengapa
Jawab :
DNA memiliki bagian punggung fosfat yang bermuatan negatif yang memungkinkan terjadi pengikatan antara nukleotida pada saat replikasi DNA pada lagging strand yang bersifat diskontinu.

7. Deskripsikan tentang nukleosom dan solenoid
Jawab
Nukleosom adalah kompleks protein histon. Nukleosom adalah unit dasar dari kromatin. Nukleosom yang membentuk lipatan melingkar disebut solenoid. Solenoid berhubungan dengan bentuk lipatan atau supercoil DNA pada kromatin. Struktur solenoid akan membentuk struktur spiral dan selanjutnya melekat pada protein scaffold membentuk struktur kromosom yang terlihat pada mitosis dan meiosis.




The fundamental unit of organization in the chromatin of eukaryotic cells is the nucleosome, which consists of histones and a 200 bp segment of DNA. A core protein particle containing eight histones (two copies each of histones H2A, H2B, H3, and H4) is encircled by a segment of DNA (about 146 bp) in the form of a left-handed solenoidal supercoil. Nucleosomes are organized into 30 nm fibers, and the fibers are extensively folded to provide the 10,000-fold compaction required to fit a typical eukaryotic chromosome into a cell nucleus. The higher-order folding involves attachment to a nuclear scaffold that contains histone H1, topoisomerase II, and SMC proteins. (Nelson dan Cox, 2005).

8. Apa perbedaan fungsi protein histon dan non histon
Jawab :
Kromosom eukariotik terdiri atas komponen DNA dan protein yang dikenal sebagai protein histon dan non histon. Protein histon berperan secara struktural pada kromosom sedangkan protein non histon berperan dalam meregulasi ekspresi gen.
Protein histon mengemas DNA menjadi bentuk nukleosom sedangkan protein non histon protein dalam bentuk benang-benang yang menstabilkan kromatin. Histon bersifat basa sehingga dapat menetralkan DNA.




































SOAL LATIHAN hal 39-40


1. Bagaimana hubungan antara pemindahan informasi genetik dari sel ke sel dengan replikasi?
Jawab :
Pemindahan informasi genetik atau transmisi informasi genetik dari sel ke sel berlangsung pada salah satu tahap dalam siklus sel yang disebut tahap sintesis. Pada tahap ini terjadi replikasi DNA secara semikonservatif dimana DNA replikan akan sama persis dengan DNA parental sehingga sel hasil pembelahan akan mewarisi informasi genetik atau DNA yang sama dengan sel sebelumnya atau sel parental. Pada sel prokariot yang pembelahan selnya terjadi secara langsung tanpa melalui siklus sel akan tetapi proses replikasi DNA tetap berlangsung sama.



Gambar Siklus Sel pada eukariotik.

Penjelasan tahapan dalam siklus sel :
Fase M adalah periode dimana sel-sel mempersiapkan diri untuk sitokenesis. Fase M (fase mitosis atau mitosis). Selama mitosis kromosom berpasangan dan kemudian membelah pada pembelahan sel. Kejadian pada tahap ini membawa pada tahap/tahap dalam pembelahan sel yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.
Fase G1 , proses yang terjadi dalam siklus sel mengikuti sitokenesis. Selama fase ini sel-sel ditentukan apakah akan tetap bertahan dan melangsungkan siklus atau mengahiri diferensiasi. Tahap inilah yang banyak dikaji dalam hubungan dengan apoptosis. Jika tidak terjadi diferensiasi lagi setelah sitokenesis maka disebut fase G0. fase G0 ini dapat diinduksi lagi setelah beberapa waktu tidak berdiferensiasi dengan stimulus spesifik untuk memasuki kembali siklus sel pada fase G1. selama G1 sel akan memulai sintesis semua komponen seluler yang dibutuhkan untuk menghasilkan kembali 2 sel indetik. Sebagai akibatnya ukuran sel mulai bertambah selama G1.
Fase S, fase dalam siklus sel dimana DNA direplikasi. Fase ini merupakan fase sintesis DNA. Protein tertentu di sintesis dalam fase S, seperti histon.
Fase G2, dicapai setelah replikasi DNA komplete. Selama G2 kromosom mulai berkondensasi, nukleus mulai tidak tampak dan mikrotubul terorganisir pada bagian pusat memulai polimerisasi tubulin untuk menghasilkan spindel pole.




2. Replikasi DNA memerlukan banyak enzim dan protein. Sebutkan 5 enzim yang terlibat dalam replikasi DNA dan jelaskan masing-masing perannya.
Jawab :
a. Girase : bertugas melepatkan lilitan DNA
b. Primase : mengkatalisis sintesis RNA primer pada DNA untai tunggal yang digunakan oleh DNA polimerase memulai fragmen Okazaki pada lagging strand.
c. DNA polimerase : berperan dalam pemanjangan nukleotida DNA. DNA polimerase berperan menggabungkan deoksiribonukleosida trifosfat dNTP. DNA polimerase terdiri atas DNA polimerase I, II dan III.
d. Helicase : berfungsi dalam membuka untai DNA doble helix untuk proses replikasi. Helikase membuka untai DNA double helix menjadi untai tunggal
e. DNA ligase : berperan dalam menyambung fragmen DNA, nampak jelas pada pemanjangan rantai DNA yang bersifat diskontinu.
f. Topoisomerase : berperan dalam membentuk topologi DNA

3. Bagaimana mekanisme dasar replikasi DNA pada bakteri ?
Jawab :
Pada bakteri replikasi dimulai pada tempat awal replikasi yang disebut ORI (origin of replication). Proses replikasi dimulai dengan pembentukan garpu replikasi yang dalam pembentukannya melibatkan berbagai jenis enzim. Enzim girase bertugas melepaskan lilitan DNA, helikase berperan memisahkan untai DNA menjadi untai tunggal pada daerah ORI sehingga akan terbentuk garfu replikasi. Dua untai DNA yang sudah terpisah distabilkan oleh Single binding protein (SSB) agar tidak mudah patah atau terurai sehingga dapat menjadi templete DNA baru. Proses replikasi DNA membutuhkan DNA polimerase III yakni enzim yang menggabungkan bahan pembentuk DNA (deoksiribonukleosida trifosfat) menjadi DNA baru.

Secara Ringkas replikasi DNA adalah :
Replikasi DNA terjadi pada bentuk Y dari untai DNA yang disebut garpu replikasi. DNA polimerase mengkatalisis reaksi polimerasi mulai dari arah 5’ ke 3’, pengkopian strand DNA tempelete dengan sangat akurat. Dua strand DNA Double helix bergerak antipararel, sintesis DNA dengan arah 5’ ke 3’ berlangsung kontinu hanya strand pada garfu replikasi (leading strand). Pada lagging strand, sintesis di mulai pada RNA primer yang bersifat semikontinu. Replikasi DNA membutuhkan banyak kerja enzim/protein. Termasuk didalamnya : 1) DNA polimerase dan DNA primase yang mengkatalisis polimerasi nukleosida trifosfat. 2)DNA helikase dan protein single strand DNA-binding (SSB) yang berperan membuka helix DNA sehingga dapat dikopi. 3) DNA ligase, enzim yang mendegradasu DNA primer dan menyambungkan sintesis langging strand DNA dan 4). DNA topoisomerase yang berperan membentuk relive lilitan helikal DNA. Kebanyakan protein ini bekerja sama satu dengan lainnya pada garfu replikasi membentuk mesin replikasi yang efesien.

Pada bakteri misalnya pada E. coli. memiliki DNA sirkuler yang disebut Plasmid hanya memiliki satu titik awal replikasi (ORI). Pada proses replikasi ini untai induk akan memisah pada bagian ORI membentuk bubble replication dengan 2 garpu replikasi.


4. Deskripsikan tentang fragmen okazaki!
Jawab :
Pada satu strand, strand yang baru disintesis dengan arah 5’ → 3’ dan strand ini disebut leading strand. Pada strand yang lain, fragmen kecil DNA disintesis dengan arah 5’ → 3’, sintesis fragmen kecil ini berlangsung secara diskontinu pada arah 5’ → 3’, strand ini disebut langging strand.


Bagaimana lagging strand disintesis ?

Sintesis diskontinu (panah biru) ditemukan oleh Dr. Reiji Okazaki. Fragmen DNA kecil pada langging strand ini kemudian disebut fragmen okasaki.

5. Apa rasionalnya bahwa replikasi pada sel eukariotik diawali pada banyak ori.
Jawab :
Origins of replication (ORI) disebut juga Autonomously Replicating Sequences (ARS) atau replicators. Pada eukariotik memiliki banyak gen yang direplikasi sehingga membutuhkan banyak daerah ORI. Ukuran kromosom eukariotik lebih besar dibandingkan dengan ukuran kromosom prokariotik.
Pada eukariotik mengandung beberapa ribu replikon masing-masing berukuran 50.000 – 300.000 bp. Setiap pusat replikon adalah ORI, tempat sintesis DNA di mulai.


6. Jelaskan mengapa pada replikasi DNA semikonservatif pita ‘3-5’ yang dicetak bersifat diskontinu?
Jawab :
Karena struktur molekul DNA bersifat antipararel dengan arah replikasi 5’ → 3’, setiap strand atau untai DNA berfungsi sebagai templete dalam proses replikasi DNA.
Dengan sifat diskontinu ini maka memungkinkan proses repair atau perbaikan DNA jika terjadi kesalahan pasangan basa (mismatch pairing)


7. DNA ligase sangat esensial dalam proses replikasi DNA, namun ligase tidak diperlukan dalam proses transkripsi RNA, mengapa?
Jawab :
Dalam proses transkripsi atau penyalinan informasi genetik dari DNA ke mRNA untuk ditranslasi menjadi protein, yang disalin hanyalah fragmen DNA tertentu yang membawa informasi sifat tertentu atau dikenal dengan istilah gen. Fragmen tersebut dapat terdiri dari beberapa ratus nukleotida yang adalah bagian dari DNA sebagai genom (kumpulan gen-gen). Dalam proses transkripsi tidak berlangsung proses penyambungan fragmen DNA ataupun RNA sehingga ligase yang berperan sebagai “lem biologi” tidak diperlukan. Tujuan transkripsi adalah menyalin informasi genetik dari DNA ke dalam bentuk mRNA untuk dibawah ke luar dari inti sel, untuk diterjemahkan menjadi bentuk protein. Jadi RNA bersifat “bilingual” yaitu mengetahui bahasa DNA (Transkripsi) dan dapat membahasakan informasi genetik dari DNA menjadi bentuk protein.


8. Mengapa replikasi pada sel eukariot waktunya lebih lama dibanding prokariot? Bukti-bukti apa yang mendukung ?
Jawab :
Genom eukariot lebih besar dibandingkan dengan prokariot. Replikasi pada eukariot sangat cepat yaitu 1000 nukleotida tidap detik (Albert, 2002).
Pada eukarioti memiliki banyak segmen noncoding yang disebut intron sedangkan pada prokariot hanya sedikit.



















SOAL LATIHAN hal 53-54

1. DNA atau gen berekspresi dengan cara mensintesis protein, mengapa? Jelaskan
Jawab :
Melalui tahapan dogma genetik atau ekspresi genetik. DNA akan melakukan proses replikasi untuk menghasilkan untai DNA baru yang sama persis dengan DNA asalnya. Informasi genetik yang dibawah oleh gen-gen yang tersusun dalam molekul DNA sebagai genom, akan ditranskripsi yaitu disalin dari sekuens DNA tersebut (gen) ke dalam bentuk mRNA. Selanjutnya informasi genetik tersebut akan ditranslasi (diterjemahkan) menjadi bentuk protein.



Gambar dogma genetik

Informasi genetik dari suatu gen diterjemahkan dalam bentuk protein karena sebagian besar massa sel adalah protein. Protein dapat berfungsi struktural yaitu komponen penyusun sel dan juga fungsional yaitu berupa enzim, hormon dan protein fungsional lain.

2. Bagaimana cara DNA melaksanakan fungsinya sebagai penyampai informasi genetik pada keturunannya?
Jawab :
DNA melakukan proses replikasi pada salah satu tahap dalam siklus sel dimana DNA replikan sama persis dengan DNA parental. Masing-masing untai DNA dapat berfungsi sebagai templete (replikasi semikonservatif) sehingga informasi genetik dari generasi ke generasi dapat dikonservasi.


3. Bagaimana hubungan antara DNA dan RNA?
Jawab :
DNA bersifat autokatalitik yaitu dapat melakukan replikasi dan juga bersifat heterokataliti yaitu dapat membuat molekul asam nukleat lainnya yaitu RNA. RNA adalah hasil transkripsi informasi genetik dari DNA sehingga RNA membawa informasi genetik dari DNA untuk ditranslasikan atau diterjemakan di ribosom melalui proses sintesis protein.

4. Jelaskan perbedaan antara struktur antara DNA dan RNA
Jawab :

Karakteristik DNA RNA
Struktur molekul Terdiri atas untai ganda (double helix) Terdiri atas untai tunggal (singgle helix)
Molekul gula penyusun Deoksiribosa Ribosa
Basa nitrogen Purin : Adenin dan Guanin sedangkan pirimidin : Sitosin dan Timin Purin : Adenin dan Guanin sedangkan pirimidin : Sitosin dan Urasil
Fungsi Biologis Pembawa informasi genetik, direplikasi satu kali pada fase sintesis dalam siklus Sel.
Tidak akan meninggalkan inti sel Membawa informasi segmen/fragmen DNA tertentu (gen), untuk ditranslasi menjadi protein.
Disintesis di inti sel tetapi berfungsi di sitosol.





5. Bandingkan ribosom yang dimiliki organisme prokariotik dengan eukariotik!
Jawab :
Perbandingan ribosom prokariotik dan eukariotik :

6. Semua jenis RNA disintesis oleh DNA sebagai cetakannya. Apakah yang membedakan dalam sintesis ketiga macam RNA tersebut?
Jawab :
- mRNA adalah molekul pembawa informasi genetik dari DNA, memiliki molekul yang lebih besar dari 2 jenis RNA lainnya. mRNA membawa informasi genetik dalam bentuk kodon triplet yang akan ditranslasi menjadi protein. Pada proses translasi mRNA berfungsi sebagai templete sintesis protein.
- tRNA adalah molekul RNA kecil tersusun atas 70-90 nukleotida. Membentuk struktur seperti daun semanggi karena adanya beberapa basa yang saling berpasangan. tRNA berfungsi sebagai adaptor antara asam amino dan kodon yang terdapat pada mRNA selama proses translasi.
- rRNA adalah komponen penting pembentuk ribosom. rRNA dihasilkan oleh gen khusus (daerah pengatur nukleolus) pada kromatin. Fungsi ribosom adalah tempat melekatnya mRNA dalam proses sintesis protein.
7. Bagaimana rasionalnya bahwa kode genetik tersusun dari tiga nukleotida dan bukannya 1,2 atau 4?
Jawab :
Kode genetik dalam bentuk triplet untuk tujuan efesiensi dalam mengkode asam amino yang berjumlah 20 jenis. Karena basa ada 4 buah maka probabilitas asam amino yang bisa dikode jika kodon dalam bentuk 2 nukleotida (duplet) adalah 42 = 16 sedangkan asam amino ada 20 jadi masih ada asam amino yang tidak terkode.
Apabila dalam bentuk 3 nukleotida (triplet) berarti 43 = 64. Kelihatan terlalu banyak dibandingkan jumlah asam amino yang hanya 20 tetapi ternyata pada kenyataannya dalam sintesis protein beberapa kodon bisa mengkode asam amino yang sama. Penelitian menunjukkan bahwa kode genetik berbentuk triplet ternyata sama pada semua makluk hidup.
Apabila dalam bentuk 4 nukleotida 44=265 maka terlalu banyak dibandingkan jumlah asam amino yang hanya 20 jenis.

Gambar Kode genetik dalam bentuk triplet
DNA hanya membutuhkan 4 basa (A, G, C, T) untuk mengkode jutaan sifat genetik pada jutaan species di bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Keith R dan Walter P. 2003. Molecular Biology of The Cell 4th Garland Science USA.
Bansal M. 2003. DNA Structure : Revisiting The Watson – Crick Double Helix. Current science, vol. 85, no. 11, 10 december 2003
Knight, J. 2002. All genomes great and small. Nature. 417, pg 374. http://biology.kenyon.edu/courses/biol63/watson_06.pdf
Lodish, Berk, Zipursky, Matsudaira, Baltimore, Darnell. 2000. Mollecular Cell Biology. W.H. Freeman Company USA
Mokosuli YS, Ngangi J, Tanor MN. 2009. Intisari Biokimia. FMIPA Universitas Negeri Manado/
Nelson DL, Cox MM.2005. Lehninger Principles of Biochemistry 4th edition. W.H. Freeman and Company. New York.
Widiawati T, Anggraito YU. 2010. Buku ajar bibologi molekuler. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.